Infeksi Saluran Kemih (ISK): Gejala, Penyebab, dan Pengobatan yang Tepat

Infeksi Saluran Kemih (ISK): Gejala, Penyebab, dan Pengobatan yang Tepat

Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan salah satu penyakit yang sangat umum terjadi di Indonesia. Bahkan, tercatat lebih dari 2 juta kasus per tahun di Indonesia.

Meski sering kali tidak dianggap serius, namun jika dibiarkan ISK dapat menyebabkan infeksi serius yang dapat mempengaruhi ginjal. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui lebih jauh tentang ISK.

Apa itu Infeksi Saluran Kemih?
infeksi saluran kemih

Infeksi saluran kemih atau sering disingkat ISK adalah infeksi yang terjadi organ yang termasuk dalam sistem kemih. Organ yang dimaksud termasuk kandung kemih, uretra, ureter, dan ginjal.

Meski begitu, infeksi saluran kemih umumnya terjadi di kandung kemih atau uretra.

ISK sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu ISK atas yang terjadi pada ginjal dan ureter, serta ISK bawah yang terjadi pada kandung kemih dan uretra.

Gejala Infeksi Saluran Kemih

Gejala umum yang terjadi saat terserang ISK adalah rasa sakit saat buang air kecil atau berkemih. Peradangan karena infeksi adalah penyebab munculnya rasa sakit ini.

Selain itu, terdapat beberapa gejala lain yang juga muncul pada ISK, yaitu:

  • Sering buang air kecil tapi urin yang dikeluarkan sedikit.
  • Warna urin keruh atau terdapat darah.
  • Urin berbau menyengat atau lebih kuat dari biasanya.
  • Nyeri panggul pada wanita yang dapat menjalar hingga perut bagian bawah.
  • Nyeri dubur pada pria yang bisa menyebar ke bagian bawah tubuh.
  • Menggigil alias panas dingin. Bisa diiringi dengan demam dan badan gemetar.
  • Mual dan muntah.
  • Nyeri saat berhubungan seksual.

Penyebab Infeksi Saluran Kemih

Penyebab ISK paling umum adalah karena bakteri Escherichia coli (E. coli) di saluran kemih. Sebenarnya, E. Coli hidup di saluran pencernaan manusia. Namun, jika bakteri ini masuk dan berkembang di saluran kemih akan menyebabkan ISK.

Faktor Risiko Infeksi Saluran Kemih

Wanita memiliki risiko lebih tinggi terserang ISK dibanding pria. Penyebabnya adalah uretra wanita yang lebih pendek dibanding pria. Selain itu, penggunaan alat kontrasepsi juga dapat meningkatkan risiko infeksi.

Sementara itu, faktor risiko ISK secara umum adalah karena adanya kelainan saluran kemih, terjadi penyumbatan di saluran kemih, penggunaan kateter, serta kekebalan tubuh yang rendah.

Pengobatan Infeksi Saluran Kemih

Pengobatan ISK yang paling umum adalah dengan memberikan antibiotik kepada pasien. Pemberian antibiotik ditujukan untuk membunuh bakteri untuk mengatasi infeksi yang terjadi.

Meski begitu, pasien tak boleh sembarangan mengonsumsi antibiotik saat mengalami ISK. Selalu konsultasikan dengan dokter merk, jenis, dan dosis antibiotik yang dikonsumsi untuk mengatasi ISK. Hal ini dilakukan untuk menghindari resistensi obat.

Selain antibiotik, dokter biasanya juga akan meresepkan obat pereda sakit dan penurun demam jika pasien mengeluhkan nyeri dan demam karena ISK.

Penanganan lainnya yang bisa dilakukan adalah memperbanyak minum air putih. Tujuannya agar bakteri bisa hilang sepenuhnya dari organ saluran kemih saat buang air kecil.

Namun, jika ISK kambuh lebih dari 3 kali dalam setahun, maka dokter akan melakukan penanganan atau pengobatan khusus, di antaranya:

  1. Meresepkan antibiotik dosis rendah dalam periode tertentu untuk mencegah terjadinya infeksi berulang.
  2. Meresepkan antibiotik setelah berhubungan intuk mencegah pemicu infeksi umum.
  3. Meresepkan antibiotik selama 1 atau 2 hari setiap kali pasien merasakan gejala ISK.

 

Jika tidak ditangani dengn tepat, ISK dapat berkembang menjadi urosepsis, yaitu ketika bakteri di ginjal menyebar ke darah. Kondisi ini bisa menyebabkan syok hingga kematian.

Sementara itu, pencegahan ISK yang bisa dilakukan adalah tidak menahan kencing, membersihkan kemaluan dari depan ke belakang setelah buang air kecil, buang air kecil setelah berhubungan seksual, minum banyak air, dan sering berganti pakaian dalam.

Perlu diingat, pengobatan ISK terbaik adalah dengan menghubungi dokter agar mendapat penanganan dan obat yang tepat.

Tags :
Share This :